Mark Zuckerberg dan Meta (sebelumnya Facebook) pernah memiliki ambisi besar untuk masuk ke dunia cryptocurrency dengan proyek bernama Libra, yang kemudian berganti nama menjadi Diem.
Berikut adalah penjelasan mendetail tentang rencana tersebut, perkembangannya, hingga akhirnya gagal, berdasarkan informasi yang tersedia hingga Mei 2025.
![]() |
Mark Zuckerberg diem |
Awal Rencana: Libra dan Ambisi Global
Pada Juni 2019, Facebook mengumumkan Libra, sebuah cryptocurrency yang dirancang untuk menjadi mata uang digital global dengan biaya transaksi rendah.
Libra diusulkan sebagai stablecoin, yang nilainya akan dipatok pada sekeranjang mata uang fiat (seperti dolar AS, euro, yen Jepang, pound sterling, dan dolar Singapura) serta sekuritas berisiko rendah untuk menjaga stabilitas harga.
Tujuannya adalah menciptakan sistem pembayaran digital yang dapat diakses oleh miliaran pengguna Facebook, terutama mereka yang tidak memiliki akses ke layanan perbankan (unbanked), seperti di negara berkembang.
Proyek ini dikelola oleh Libra Association (kemudian berganti nama menjadi Diem Association), sebuah konsorsium yang awalnya terdiri dari 28 perusahaan besar, termasuk Facebook, Visa, Mastercard, PayPal, Uber, Spotify, dan organisasi nirlaba seperti Kiva.
Facebook juga mengembangkan dompet digital bernama Calibra (kemudian berganti nama menjadi Novi) untuk memungkinkan pengguna menyimpan, mengirim, dan menerima Libra melalui aplikasi seperti WhatsApp dan Messenger. Rencana awal adalah meluncurkan Libra pada 2020, dengan visi menjadi “internet of money” yang memungkinkan transaksi global tanpa hambatan, mulai dari pembayaran mikro hingga pengiriman uang (remittance).
David Marcus, mantan eksekutif PayPal yang memimpin divisi blockchain Facebook, menjadi otak di balik proyek ini.
Ia pertama kali mencetuskan ide ini pada 2017 saat liburan di Republik Dominika, kemudian mendapat dukungan langsung dari Zuckerberg.
Marcus merekrut lebih dari 100 insinyur dan ekonom untuk mengembangkan Libra, dengan fokus pada teknologi blockchain berizin (permissioned blockchain), yang berbeda dari blockchain terdesentralisasi seperti Bitcoin karena hanya anggota konsorsium yang dapat memvalidasi transaksi.
Perkembangan dan Perubahan Strategi
Proyek Libra langsung menghadapi tantangan besar setelah pengumuman resminya. Regulator global, termasuk di AS, Uni Eropa, dan negara lain, menyuarakan kekhawatiran serius:
Privasi dan Keamanan Data: Mengingat sejarah Facebook dengan skandal seperti Cambridge Analytica, banyak pihak khawatir Libra akan memberikan Facebook akses lebih besar ke data transaksi pengguna, memperburuk masalah privasi.
Stabilitas Keuangan: Bank sentral, seperti Federal Reserve AS dan Bank Sentral Eropa, menganggap Libra sebagai ancaman terhadap kedaulatan moneter dan stabilitas finansial global.
Menteri Keuangan Prancis Bruno Le Maire pada 2019 bahkan menyatakan bahwa Libra tidak boleh beroperasi di Eropa karena dianggap membahayakan kedaulatan negara.
Potensi Kejahatan Finansial: Regulator khawatir Libra dapat digunakan untuk pencucian uang, pendanaan teroris, dan aktivitas ilegal lainnya, meskipun Diem Association mengklaim telah membangun kontrol untuk mencegah transaksi anonim.
Konsentrasi Kekuatan Ekonomi: Laporan regulator AS pada 2021 menyebutkan bahwa kombinasi penyedia stablecoin dengan raksasa teknologi seperti Facebook dapat menciptakan konsentrasi kekuatan ekonomi yang berlebihan, mirip dengan masalah monopoli di sektor perbankan dan perdagangan.
Akibat tekanan ini, banyak anggota awal Libra Association mundur, termasuk Visa, Mastercard, PayPal, eBay, dan Vodafone.
Pada April 2020, rencana awal Libra untuk menggunakan sekeranjang mata uang diganti dengan stablecoin yang dipatok pada mata uang tunggal, seperti dolar AS. Pada Desember 2020, proyek ini resmi berganti nama menjadi Diem, dan Calibra menjadi Novi, sebagai upaya untuk mendapatkan persetujuan regulator dengan fokus yang lebih sempit: stablecoin berbasis dolar AS.
Pada Mei 2021, Diem Association memindahkan operasinya dari Swiss ke AS dan menarik aplikasi lisensi pembayaran dari regulator Swiss, memilih mendaftar sebagai bisnis layanan uang di Departemen Keuangan AS.
Pada Oktober 2021, Meta meluncurkan pilot kecil untuk Novi di AS dan Guatemala, tetapi tidak menggunakan Diem. Sebaliknya, Novi memungkinkan pengguna mengirim dan menerima Paxos Dollar (USDP), sebuah stablecoin yang dikelola oleh Paxos dan disimpan oleh Coinbase.
Langkah ini dimaksudkan sebagai langkah sementara, dengan rencana untuk beralih ke Diem setelah mendapat persetujuan regulator.
Kegagalan dan Penutupan Proyek
Meskipun ada upaya untuk menyesuaikan diri dengan regulasi, proyek Diem tidak pernah mendapatkan dukungan yang cukup dari regulator.
Pada Juli 2021, Federal Reserve dan Departemen Keuangan AS menyatakan ketidaknyamanan mereka dengan proyek ini, terutama karena model bisnis Facebook yang dianggap bermasalah.
Pada Desember 2021, David Marcus mengundurkan diri dari Meta, sebuah pukulan besar bagi proyek tersebut.
Pada Januari 2022, Diem Association mengumumkan bahwa mereka akan membubarkan diri dan menjual aset serta kekayaan intelektualnya ke Silvergate Capital Corporation seharga $182 juta.
CEO Diem, Stuart Levey, menyatakan bahwa meskipun proyek ini mendapat umpan balik positif dari regulator AS tentang desain jaringannya, dialog dengan regulator federal menunjukkan bahwa proyek ini tidak dapat dilanjutkan.
Pada Juli 2022, Meta mengumumkan penutupan layanan Novi per 1 September 2022, menandai akhir dari ambisi cryptocurrency mereka. Pengguna diminta menarik saldo mereka sebelum tanggal tersebut, baik ke rekening bank atau sebagai uang tunai.
Rencana Baru: Zuck Bucks dan Metaverse
Setelah kegagalan Diem, Meta dilaporkan mulai menjajaki ide baru pada April 2022, menurut Financial Times. Mereka merencanakan mata uang virtual bernama “Zuck Bucks,” yang tidak berbasis blockchain, melainkan sebagai token dalam aplikasi yang dikontrol secara terpusat oleh Meta.
Token ini dimaksudkan untuk digunakan dalam ekosistem metaverse, yang menjadi fokus utama Zuckerberg setelah rebranding menjadi Meta pada 2021.
Selain itu, Zuckerberg juga mengumumkan rencana untuk mengintegrasikan NFT (non-fungible tokens) ke Instagram, memungkinkan pengguna membuat, membeli, dan menjual NFT, serta menggunakan NFT untuk avatar di metaverse.
Namun, hingga Mei 2025, tidak ada tanda bahwa Zuck Bucks atau inisiatif kripto baru Meta telah diluncurkan. Fokus Meta tampaknya beralih sepenuhnya ke metaverse dan AI, dengan investasi besar di Reality Labs yang masih belum menghasilkan keuntungan signifikan.
Sementara itu, postingan di X pada Mei 2025 menunjukkan bahwa Injective, sebuah platform blockchain, telah membawa saham Meta ke blockchain melalui kerangka tokenisasi iAsset, memungkinkan pengguna global mengakses saham perusahaan di balik Facebook, Instagram, dan WhatsApp. Namun, ini adalah inisiatif pihak ketiga, bukan rencana langsung dari Meta.
Analisis Kegagalan
Kegagalan Diem menunjukkan beberapa hal penting:
Kekuatan Regulasi: Tekanan dari regulator global, terutama di AS dan Eropa, terbukti menjadi hambatan utama. Pemerintah khawatir akan dampak cryptocurrency besar seperti Diem terhadap stabilitas moneter dan potensi penyalahgunaan.
Reputasi Facebook: Sejarah buruk Facebook dalam menangani privasi data membuat regulator dan publik skeptis terhadap kemampuan perusahaan untuk mengelola mata uang digital dengan aman.
Kurangnya Kepercayaan dari Komunitas Kripto: Komunitas kripto yang lebih libertarians mengkritik Diem karena tidak terdesentralisasi, melainkan dikontrol oleh konsorsium korporasi besar, yang bertentangan dengan ethos blockchain.
Fokus yang Berubah: Zuckerberg tampaknya kehilangan minat pada cryptocurrency setelah menghadapi banyak hambatan, beralih ke metaverse sebagai visi jangka panjangnya, meskipun proyek ini juga menghadapi tantangan finansial.
Kesimpulan
Rencana awal Facebook untuk cryptocurrency melalui Libra/Diem adalah ambisi besar untuk merevolusi sistem keuangan global, tetapi gagal karena tekanan regulasi, kehilangan mitra, dan masalah kepercayaan.
Setelah penutupan Diem dan Novi pada 2022, Meta sempat menjajaki ide seperti Zuck Bucks untuk metaverse, tetapi hingga Mei 2025, tidak ada indikasi bahwa Meta melanjutkan rencana cryptocurrency secara serius.
Fokus Zuckerberg kini tampaknya lebih pada metaverse dan AI, meskipun inisiatif tersebut juga belum sepenuhnya berhasil.
Kegagalan ini menunjukkan bahwa bahkan raksasa teknologi seperti Meta menghadapi tantangan besar ketika mencoba memasuki ruang yang sangat teregulasi seperti keuangan digital.