Pada 8 Mei 2025, Stripe, sebuah perusahaan fintech yang dikenal sebagai penyedia solusi pembayaran online, mengumumkan peluncuran akun berbasis stablecoin di lebih dari 100 negara.
Langkah ini memungkinkan pedagang untuk menyimpan dana dan membayar vendor secara internasional menggunakan stablecoin, yaitu aset kripto yang nilainya dipatok pada mata uang fiat seperti dolar AS.
![]() |
Perusahaan Fintech Stripe |
Berikut adalah penjelasan lebih rinci:
Apa Itu Akun Stablecoin Stripe?
Stripe memperkenalkan Stablecoin Financial Accounts, sebuah fitur baru yang memungkinkan bisnis:
Menyimpan Saldo dalam Stablecoin: Pedagang dapat menyimpan dana dalam stablecoin seperti USDC (diterbitkan oleh Circle Internet Group Inc.) dan USDB (diterbitkan oleh Bridge, unit Stripe).
Mengirim dan Menerima Dana: Akun ini mendukung transaksi menggunakan stablecoin maupun jalur fiat tradisional seperti ACH (Automated Clearing House) dan SEPA (Single Euro Payments Area).
Mendukung Mata Uang Fiat: Selain stablecoin, akun ini juga memungkinkan penyimpanan saldo dalam mata uang fiat seperti dolar AS, euro, dan poundsterling Inggris.
Fitur ini dirancang untuk mempermudah transaksi lintas batas, terutama bagi bisnis di negara-negara dengan mata uang yang tidak stabil, sehingga mereka dapat mengakses ekonomi global dengan lebih mudah dan melindungi nilai aset mereka dari inflasi.
Konteks dan Tujuan Peluncuran
Peluncuran ini dilakukan hanya tiga bulan setelah Stripe menyelesaikan akuisisi Bridge, sebuah platform stablecoin, sebesar $1,1 miliar pada Februari 2025.
Akuisisi ini menunjukkan komitmen Stripe untuk memanfaatkan teknologi blockchain dalam memperluas ekosistem finansialnya. Dengan stablecoin, Stripe bertujuan:
Mempercepat Transaksi Lintas Batas: Stablecoin memungkinkan pembayaran yang lebih cepat dan murah dibandingkan sistem perbankan tradisional seperti SWIFT.
Meningkatkan Akses Global: Bisnis di negara-negara berkembang dapat menggunakan stablecoin untuk mengakses dolar AS secara digital, mengatasi kendala mata uang lokal yang volatil.
Mendiversifikasi Layanan: Stripe ingin menjadi ekosistem finansial lengkap, di mana bisnis dapat dengan mudah melakukan pembayaran satu sama lain dalam jaringannya, terlepas dari lokasi geografis.
Negara yang Didukung
Meskipun Stripe mengklaim fitur ini tersedia di lebih dari 100 negara, beberapa posting di platform X menunjukkan bahwa negara-negara besar seperti Amerika Serikat, Tiongkok, Hong Kong, Singapura, dan Jepang tidak termasuk dalam daftar yang didukung saat peluncuran.
Informasi ini belum dikonfirmasi secara resmi oleh Stripe, tetapi menunjukkan bahwa peluncuran awal mungkin menargetkan pasar tertentu, terutama di negara-negara berkembang di wilayah seperti Amerika Latin, Afrika, dan Asia Tenggara, di mana akses ke dolar AS sering kali dibutuhkan.
Latar Belakang Sebelumnya
Stripe bukanlah pendatang baru di dunia kripto. Berikut adalah kilas balik perjalanan mereka:
2014: Stripe menjadi salah satu penyedia pembayaran besar pertama yang mendukung pembayaran Bitcoin, tetapi menghentikan fitur ini pada 2018 karena waktu pemrosesan yang lambat dan biaya transaksi yang tinggi.
Oktober 2024: Stripe kembali memperkenalkan pembayaran stablecoin, memungkinkan pedagang di AS untuk menerima USDC melalui halaman checkout online mereka. Dalam 24 jam pertama, pengguna dari lebih dari 70 negara telah menggunakan fitur ini, menunjukkan permintaan global yang kuat.
Akuisisi Bridge: Akuisisi Bridge pada Februari 2025 memperkuat kemampuan Stripe dalam mengelola transaksi stablecoin, termasuk konversi fiat-ke-kripto dan sebaliknya.
Dampak dan Potensi
Peluncuran ini memiliki beberapa implikasi penting:
Bagi Bisnis: Akun stablecoin memungkinkan pedagang untuk menerima pembayaran dari seluruh dunia dengan biaya lebih rendah dan kecepatan lebih tinggi dibandingkan metode tradisional. Ini sangat bermanfaat untuk platform seperti SaaS, marketplace online, dan aplikasi gig economy yang beroperasi secara global.
Bagi Pasar Stablecoin: Dengan Stripe mendukung USDC dan USDB, adopsi stablecoin diperkirakan akan meningkat. Pasar stablecoin global saat ini bernilai lebih dari $200 miliar, dengan proyeksi mencapai $400 miliar pada akhir 2025, menurut laporan dari insights4.vc.
Persaingan: Stripe kini bersaing dengan pemain besar seperti PayPal (yang meluncurkan stablecoin PYUSD pada 2023), Visa (yang mengumumkan platform untuk bank mengeluarkan token berbasis fiat), serta perusahaan seperti Circle dan Coinbase. Stripe memiliki keunggulan dengan pendekatan multi-stablecoin dan jaringan-agnostik, yang memungkinkan fleksibilitas lebih besar dibandingkan PayPal.
Tantangan dan Kritik
Meskipun langkah ini menjanjikan, ada beberapa tantangan:
Regulasi: Stablecoin masih menghadapi ketidakpastian regulasi di banyak negara. Di AS, misalnya, Ketua Federal Reserve Jerome Powell telah menyerukan legislasi khusus untuk stablecoin, menunjukkan bahwa kerangka hukum belum sepenuhnya jelas.
Keamanan dan Kepercayaan: Meskipun stablecoin seperti USDC dianggap stabil, kepercayaan publik terhadap kripto masih rendah. Sebuah jajak pendapat Pew pada 2024 menunjukkan bahwa 63% responden di AS tidak mempercayai kripto.
Biaya: Stripe mengenakan biaya 1,5% untuk transaksi stablecoin, yang oleh beberapa pihak dianggap tinggi dibandingkan biaya transaksi on-chain yang sangat rendah.
Kesimpulan
Peluncuran akun stablecoin oleh Stripe di lebih dari 100 negara pada 8 Mei 2025 menandai langkah besar dalam adopsi blockchain untuk pembayaran global.
Dengan memanfaatkan teknologi Bridge dan mendukung stablecoin seperti USDC dan USDB, Stripe memposisikan diri sebagai pemimpin dalam ekosistem finansial digital, bersaing dengan pemain besar seperti PayPal dan Visa.
Meskipun ada tantangan seperti regulasi dan kepercayaan publik, langkah ini berpotensi mempercepat transaksi lintas batas dan mendukung pertumbuhan ekosistem DeFi, termasuk platform seperti SushiSwap, dengan meningkatkan likuiditas dan akses ke stablecoin.
Namun, ketidakjelasan mengenai negara-negara yang didukung menunjukkan bahwa peluncuran ini mungkin bertahap, dengan fokus awal pada pasar berkembang.